Penyelamat Hutan Rimpang
M. Rafa Firdaus
Terdengar
suara riang Banni dan Dobi yang sedang bermain bersama di sebuah hutan. Hutan
yang rindang di bawah kaki Gunung Panderman, terlihat sangat sejuk dan banyak
ditumbuhi pohon besar. Para petani yang tinggal di sekitar hutan turut menjaga
hutan dengan menanam berbagai tanaman rimpang. Hutan tersebut dikenal dengan
nama hutan Rimpang. Para petani dan binatang yang tinggal di hutan hidup rukun
dan tentram.
Banni adalah seekor Kucing hutan dan Dobi
adalah seekor Kelinci. Mereka adalah dua sahabat yang selalu bermain bersama, mereka
disukai oleh semua penghuni hutan Rimpang. Mereka berdua senang bermain kejar-kejaran
sambil mencari makanan di hutan.
“Haiii Pito…. ayooo ikut main bersama kami”
sapa Banni pada Pito yang tampak bertengger sendirian di atas pohon. Pito
adalah seekor Burung Hantu, sahabat Banni dan Dobi.
“Kalian
mau main kemana?” jawab Pito.
Dobi
mendekati Pito dan mengajaknya “kami mau ke tengah hutan mencari buah-buahan
yang masak…. ayoo ikut kami”.
Merekapun
berlari-lari kecil menyusuri hutan Rimpang. Sampai di tengah hutan, mereka
menemukan banyak buah-buahan yang jatuh berserakan. Mereka tertegun sambil
berfikir siapa yang memetik dan menggigit buah-buahan itu.
Banni
mencoba melihat ke atas pohon dan berkata “lihat teman-teman…. buah yang masak
sudah habis, siapa gerangan yang memetik?”.
“Lihat ini…. mereka menggigit dan membuangnya,
semua buah yang jatuh sudah ada bekas gigitannya” kata Dobi sambil menunjuk
buah yang berserakan. Pito tampak sedih karena lapar dan tidak ada buah-buahan
yang bisa di makan.
“Di pohon masih ada buah yang belum masak,
besok kita kesini lagi” Banni pun mengajak teman-temannya kembali pulang.
***
Esok
harinya, Banni, Dobi dan Pito kembali menyusuri hutan Rimpang untuk mencari
makanan. Tiba di tengah hutan, mereka terkejut… buah-buahan yang kemarin belum
masak sudah habis di gigit dan di buang sembarangan. Mereka semakin penasaran,
siapa pelakunya. Mereka terdiam dan duduk termenung mencari cara untuk menjebak
pencuri buah-buahan.
“Kita
sembunyi saja di balik semak belukar” kata Banni memberikan pendapat.
Merekapun
setuju dan menunggu di balik semak belukar sampai sore, namun si pencuri
buah-buahan tidak kunjung datang. Sampai akhirnya Banni, Dobi, dan Pito
tertidur di tengah hutan. Menjelang tengah malam, Pito yang sudah terbangun tiba-tiba
mendengar suara gaduh.
“Bangun-banguuun… lihat pencurinya sudah
datang“ bisik Pito kepada Banni dan Dobi. Mereka melihat banyak bayangan hitam
terbang dan hinggap di atas pohon.
“Haiiii…. Siapa kalian, Jangan mencuri
buah-buahan dari hutan kami!!” teriak Banni.
“Namaku
Chiro dan mereka adalah teman-temanku dari Gua Sewar” jawab Chiro sambil
terkejut.
“Pergi
kalian Chiro…. Ini hutan kami” Banni kembali berteriak
“Siapa
kalian? Berani-beraninya mengusir kami” teriak Chiro
“Namaku
Dobi, mereka teman-temanku, Banni dan Pito. Kami penghuni Hutan Rimpang. Kalian
tidak boleh mencuri makanan dari Hutan ini” jawab Dobi
Chiro
tampak sangat marah dan mendekati Dobi, “awas kalian kalau berani melarang
kami, kami punya senjata yang mematikan”.
Pito
sangat marah mendengar ancaman Chiro. Dia melempar Chiro dengan batu.
Chiro
pun membalas dengan mengeluarkan senjatanya, “rasakan Pito… ini serbuk corona yang
akan membuat kamu sakit, kalian juga akan sakit bila memakan buah bekas gigitan
kami”
Benar
saja, Pito merintih kesakitan dan sesak nafas. Banni dan Dobi membawa Pito
pulang ke rumah. Sejak saat itu, penghuni hutan tidak berani berkeliaran ke
tengah hutan. Mereka ketakutan dan hutanpun tampak sepi.
“Jangan panik !!” kata Dobi mencoba
menenangkan penghuni hutan.
“Kami
yang akan mengusir Chiro dan teman-temannya dari hutan kita” begitu kata Banni
kepada penghuni hutan Rimpang.
“Iyaa… benar kata Banni, kalian tenang saja di
dalam rumah” tambah Dobi. Semua penghuni hutan patuh kepada Banni dan Dobi.
Banni
dan Dobi pergi ke tepi hutan Rimpang, mereka mencari makanan untuk teman-teman
di hutan. Di tepi hutan mereka menemukan buah yang baunya menyengat sekali.
“Rasanya pait sekali….. aku tidak suka buah
ini” kata Dobi setelah mencoba menggigit buah itu.
“Ini
buah mengkudu, kalau begitu… kita kumpulkan saja buah ini, kita lempar ke Chiro
kalau dia datang, dia pasti tidak suka buah ini” kata si Banni
Tiba-tiba
Chiro datang dan menyerang mereka, “rasakan senjata coronakuu…“ teriak Chiro
Beruntung
ada sebuah pohon besar, Banni dan Dobi berlindung di balik pohon besar
menghindari senjata yang dilemparkan oleh Chiro. Banni dan Dobi segera melempar
buah mengkudu yang sudah mereka kumpulkan. Tetapi Chiro dapat menghindar dengan
cepat. “Tunggu…. aku akan kembali menyebarkan senjata corona ku… ha ha ha haa….”
teriak Chiro dengan sombong dan terbang kembali ke dalam Gua Sewar. Chiro
menghindari matahari karena panas matahari akan merusak tubuhnya.
Banni
dan Dobi pulang ke rumah dengan sedih karena gagal mengusir Chiro dan tidak
berhasil membawa pulang makanan untuk teman-teman di hutan. Pito mencoba
menghibur Banni dan Dobi. Kondisi Pito sudah mulai membaik setelah beberapa
hari beristirahat. Mereka bertiga termenung mencari cara untuk mengusir Chiro
dari hutan mereka.
”
Mari kita istirahat dulu… besok kita coba lagi mencari senjata ke tepi hutan”
kata si Banni.
Esok
harinya Banni, Dobi dan Pito kembali pergi ke tepi hutan. Mereka mengumpulkan
bahan-bahan untuk dibuat senjata. Pito mengumpulkan jambu biji, dia berfikir
jambu biji akan dijadikan umpan untuk Chiro. Banni membuat ketapel dan
bola-bola dari daun. Dobi terlihat mengais-ngais semak belukar. Dobi menemukan
banyak rimpang di balik semak belukar, ada kunyit dan jahe. Dia menumbuknya
menjadi serbuk.
“Lihat ini teman-teman… rimpang kunyit warnaya
kuning segar pasti Chiro suka dengan warna ini, dan jahe ini rasanya panas,
pasti Chiro tidak suka” kata Dobi kepada teman-temannya.
Banni
dan Pito ikut membantu Dobi membuat serbuk rimpang.
“Semangat
kawan… jangan menyerah, aku akan membantu kalian” kata Pito. “Terimakasih
kawan…“ jawab Banni
Hari
menjelang sore, Banni, Dobi dan Pito sudah mengumpulkan banyak bahan-bahan
untuk melawan Chiro. Mereka membawa bahan-bahan ke tengah hutan, penghuni hutan
lain ikut membantu mereka.
Tiba
di tengah hutan, mereka bekerja sama mengatur siasat. Dobi dan penghuni hutan
lainnya mengolesi jambu biji dengan serbuk rimpang. Pito dan Banni memanjat
pohon dan meletakkan jambu biji yang sudah diolesi rimpang sebagai umpan Chiro.
Sambil menunggu tengah malam, mereka bersembunyi di balik pohon-pohon besar
dengan membawa ketapel dan bola-bola daun.
Malampun
tiba…. rombongan Chiro datang ke tengah hutan mencari makanan. Mereka senang
sekali melihat buah-buahan berwarna kuning.
“Waah… buahnya sudah banyak yang masak, mari
kita habiskan” teriak Chiro mengajak teman-temannya. Rombongan Chiro tidak
menyadari kalau buah yang mereka makan adalah jebakan yang dibuat oleh para
penghuni hutan Rimpang.
“Mulutku
panaaass…. “ tiba-tiba Chiro berteriak sambil membuka mulutnya.
“Perutku juga panaaasss…. buah apa ini!!!” teman
Chiro berteriak sambil terlihat kesal. Rombongan Chiro terlihat terbang kesana
kemari sambil berteriak kepanasan.
Banni
dan teman-temannya segera beraksi. Mereka meluncurkan tembakan bola daun dengan
ketapel ke arah Chiro. Chiro ingin menyerang tetapi mulut dan perut mereka
sakit kepanasan sehingga tidak berhasil meluncurkan senjata corona.
“Ampuuun….
Ampuuun… maafkan kami” Chiro mencoba meminta maaf.
“Kembalilah ke gua tempat kalian……
jangan ganggu kami…” teriak Banni
Chiro
merasakan tubuhnya semakin lemah karena kepanasan, akhirnya dia memutuskan untuk
meninggalkan hutan Rimpang. Chiro dan teman-temannya juga berjanji tidak akan
menghabiskan buah di hutan dan tidak akan menyerang lagi dengan senjata corona.
Penghuni
hutan Rimpang bersorak atas kemenangan ini. Banni dan Dobi tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada Pito dan peghuni hutan yang baik. Mereka pun kembali bermain berlari-larian di
hutan. Kehidupan di hutan Rimpang kembali tentram. Chiro sesekali datang ikut
bermain bersama di hutan, mereka hidup bersahabat.
==============
// ===============
Nama Lengkap : Muhammad Rafa Firdaus
Kelas : IV (Empat)
Umur : 10 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat. Jangan lupa komen ya