Menjadi pendidik, saya mendapat tantangan siswa yang tidak terbiasa membaca. Melihat soal banyak sudah enggan membaca, padahal jawaban ada di bacaan. Apalagi membaca materi pelajaran di buku yang jarang ada gambarnya.
Kalau di sekolah guru
memiliki banyak waktu untuk ikut serta membantu menumbuhkan minat baca. Kalau
belajar di rumah? Pastinya tantangan orang tua saat ini cukup berat. Selain harus
mendidik anak dengan baik, tugas orang tua kini juga mendampingi anak ikut
pembelajaran daring dan berusaha menggerakan anak agar mau membaca.
Karena selama belajar di rumah anak lebih tergoda untuk
menonton televisi, bermain game atau
main gawai.
Bagi anak usia dini, jika tidak diajarkan membaca maka
anak akan sulit di kemudian hari. Karena itu dibutuhkan cara agar orang tua dan
guru untuk menumbuhkan minat baca pada anak
Kalau kita tilik ke
belakang, ayat pertama dalam Al-Qur’an adalah “iqro” yang berarti membaca.
Betapa pentingnya membaca hingga menjadi ayat pertama yang turun.
Karena saya belum
berkeluarga, jadi saya share
pengalaman orang tua saya dalam mengenalkan membaca sejak dini hingga sekarang
saya jadi gila buku hehe.
Berikut poin penting
yang dilakukan orang tua agar saya suka membaca
1.
Menjadikan
buku sebagai oleh-oleh
Jadi
dulu saat kecil, oleh-oleh dari orang tua yang saya tunggu adalah majalah
bekas. Sejak SD saya mendapat banyak majalah bekas dari orang tua. Sehari saya
bisa melahap 2-3 majalah. Waktu itu majalah Bobo, Mentari Putera Harapan, dan
Kuncup. Oiya selain majalah bekas, saya juga dibelikan komik bekas.
Mungkin
ini pula yang membuat saya sudah memakai kacamata sejak kelas 2 SD. Tak kenal
waktu dan tempat, kadang membaca di tempat yang remang, di kendaraan, sampai
baca sambal jalan.
2.
Memberi
jatah uang saku bulanan
Setelah
merasakan suka membaca dan ingin beli buku lebih banyak lagi. Saya minta ke
orang tua untuk jatah uang bulanan. Jatah bulanan ini sejak kelas 1 SMP.
Dengan
uang bulanan ini saya bebas membeli buku yang saya suka dari uang saku. Hal ini
menjadi salah satu yang membuat saya rajin puasa Senin Kamis sejak SMP. Karena
uangnya sebagian besar buat beli buku. Uang saku auto berkurang hehhe.
3.
Langganan
majalah
Alhamdulillah
SMP orang tua langganan majalah buat saya. Ada majalah Annida, Ummi, dan
Intisari. Saya selalu menantikan hadirnya 3 majalah ini. Sampai sekarang saya
masih menyimpan koleksi ketiga majalah ini.
Dari suka membaca ini membuat saya
suka menulis. Alhamdulillah tulisan pertama saya terbit di Majalah Mentari Putera
Harapan saat SMP.
Saking “gila” dengan buku, orang tua
saya kewalahan. Saya tidak mempunyai lemari khusus buku. Jadi saya susun
kardur. Lha ini tidak rapi. Maunya orang tua dimasukan kardus terus ditumpuk.
Beda dengan saya yang ngeyel kalau kardus ditata meninggi agar seperti rak.
Saya keras kepala saat itu.
Alhamdulillah ketika ada rezeki,
saya dibelikan meja belajar yang ada rak bukunya. Lama-lama buku makin numpuk,
rak tidak muat. Kembali lagi bikin rak dari kardus, dan kembali lagi membelikan
saya rak buku. Heheh.
Lanjut sekarang hampir semua ruangan rumah ada buku..
Cerita di atas adalah sharing bagaimana cara orang tua membuat
saya jadi suka baca. Lha sekarang sebagai pendidik, saya praktik dong. Praktik
menyebarkan virus membaca ini ke murid-murid.
Hal-hal yang saya
lakukan agar murid saya suka membaca adalah sebagai berikut
1. Menyediakan pojok baca di kelas.
Di kelas, saya menyediakan pojok
baca untuk murid. Bukunya bisa dari koleksi saya atau anak-anak membawa dari
rumah.
2. Memberikan waktu khusus membaca
Kami memiliki waktu khusus membaca
15 menit tiap harinya. Jadi di saat aktivitas membaca ini, anak-anak meletakan
semua peralatan tulis, mereka membaca. Saya pun juga membaca
Tak jarang saya membawa buku yang
tebal dan memperlihatkan kalau membaca itu menyenangkan lo. Menikmati jendela
dunia dalam kesendirian.
4. Diskusi buku
Seringkali kami mendiskusikan buku
yang kami baca, terutama kosakata yang tidak diketahui murid-murid. Lha salah
satu manfaat membaca adalah menambah kosakata murid.
5. Presentasi buku yang dibaca
Awalnya kegiatan ini terasa berat,
tapi Alhamdulillah lama-kelamaan mereka terbiasa. Seminggu sekali secara
bergiliran anak-anak mempresentasikan buku yang sudah dibaca di depan kelas.
Kegiatan ini saya masukan di
channel youtube www.youtube.com/fauziah01
6. Menceritakan manfaat membaca
Salah
satu factor seorang anak tidak suka membaca adalah karena belum tahu
manfaatnya. Jadi penting bagi kita menceritakan manfaat membaca, misalnya
membaca ini adlaha jendela dunia, kita bisa mendapat hal menarik dari membaca, membaca
membuat cerdas, dan lain-lain.
Kadang
saya menceritakan pengalaman orang sukses pada murid untuk amunisi motivasi
mereka. Seringkali setelah cerita hal tersebut, mereka tanya, “Bu Fauziah tahu
dari mana?”
Saya
jawab, “dari membaca. Cerita ini ibu ambil dari buku yang berjudul blab la bla,
kalau kalian penasaran bisa pinjam buku ibu atau beli di toko buku.
7.
Mengajak
murid jalan-jalan ke perpustakaan dan pameran buku
Adakalanya
saya mengajak murid-murid ke perpustakaan kota, mengajak mereka membuat kartu
anggota perpustakaan, dan menemani ke pameran buku. Sungguh hal ini sangat
menyenangkan. Selain untuk edukasi juga mendekatkan hubungan guru dengan murid.
Semoga cara-cara ini bisa menginspirasi
teman-teman. Semoga bermanfaat. Happy
reading ya
Dulu sampai dibela-belain mencari Bobo yang sudah dijilid jadi satu biar puas bacanya.
BalasHapusYang oleh-oleh buku memang sangat berkesan, saya masih ingat dulu diberi oleh-oleh sebuah komik Mahabarata. Sejak itu jadi senang baca-baca trus keterusan sampai dewasa.
iya mb.. koleksi Bobo ku masih ada sampai sekarang heheh
Hapus