Cerpen berikut milik Nirwasita Lysandra menerima penghargaan sebagai Juara 2 Lomba Menulis Cerita Pendek Anak yang diselenggarakan oleh YDSF Malang dengan tajuk Literasi Anak.
Acara penghargaan yang diselenggarakan di Gedung Widyagraha Universitas Widyagama Malang ini juga bersamaan dengan acara milad ke-10 Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Malang, dihadiri oleh ratusan undangan, acara ini juga mendatangkan nara sumber artis dan daiyah Oki Setiana Dewi dari Jakarta.
Berikut Cerpen Nirwasita Lysandra, Juara 2 Lomba Menulis Cerita Pendek Anak
Berbagi Itu
Indah
oleh: Nirwasita Lysandra
Krriiiiiing kriiiiiing. Jam weker Sasha berbunyi nyaring sekali, tanda pagi telah tiba.
”Sasha , Sasha bangun Nak,
jam weker sudah bunyi lho , masa mau
terlambat lagi sih” omel mama Sasha, ketika tahu anak tunggalnya belum bangun
juga .
Yah, begitulah Sasha walaupun sudah
dikasih jam weker tapi tetap saja tidak ada perubahan. ”Hah , sudah jam
segini”,
Sasha terkejut dan ter bangun ketika
mendengar omelan mamanya dan melihat jarum jam di jam wekernya. Setelah mandi
dan berganti pakaian dia segera ke bawah
”Mama…Mama kenapa tidak membangunkan Sasha
sejak awal sih?” omel Sasha .
Mamanya hanya menghela nafas. ”Mama sudah
membangunkanmu tapi itu semua kan karena kamu , sudah cepat berangkat sudah jam
06:38 lho” jawab Mama yang tidak ingin anaknya terlambat. Setelah semua sudah
siap Sasha pun berangkat.
Di perjalanan, ”Aduh kenapa harus gini
sih, andai saja aku punya kekuatan flash
pasti bisa lebih cepat” keluh Sasha.
Ditengah-tengah dia menggayuh sepedanya ada
seorang anak kecil laki-laki bertubuh
kurus berpakaian sobek-sobek penuh jahitan sedang memegang perutnya yang kelaparan. Sasha tidak
menghiraukannya seolah dia tidak melihat apa-apa.
Sasha tidak terlalu suka pengemis , karena
dia pernah mendapat pengalaman yang tidak enak, dia pernah melihat seorang
pengemis menukar uang ditoko dalam jumlah yang banyak. Dari situ Sasha berpikir
bahwa semua pengemis itu sebenarnya hanya berpura-pura, tidak mau bekerja dan
sukanya hanya meminta-minta.
Sasha sudah sampai disekolahnya. Sekolah
berlantai empat yang mewah dengan fasilitas yang lengkap dan ukiran disetiap tiang bangunan. Pagar yang
indah dan kokoh menjadi gerbangnya.Karena badan Sasha yang lincah dia berhasil
melompati pagar layaknya seorang akrobat. Satpam penjaga sekolah hanya bengong,
sedangkan Sasha hanya nyengir kuda. Hehehe
“Huh,huh
untung saja Bu Layla belum datang” syukur Sasha dalam hati. Yup, Sasha
memasuki kelas saat gurunya tiba, tapi banyak teman-temannya yang menanyainya
apalagi sang ketua kelas. Tap,tap,tap suara langkah kaki yang sungguh familier
di telinga murid kelas 5B diiringi satu langkah kaki yang berbeda.
”Anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman
baru, ayo silahkan masuk!” ucap Bu Layla ketika mempersilahkan masuk seorang
anak perempuan berjilbab rapi dan mengenakan pakain sekolah lengkap
dengan atributnya.
“
Perkenalkan namaku Farissa Nathasa Angelina. Senang bertemu dengan kalian.”ucap
Farissa mengakhiri perkenalan.
Farissa duduk di sebelah Sasha, mereka
masih sempat berkenalan saat Bu Layla sedang menilai tugas ataupun saat
istirahat.
“Ooooh,jadi rumah mu di Komplek Mutiara
Blokk E6 ya?” tanya Sasha saat mereka memakan makanan yang di beli
di kantin sekolah.
”Iya, setelah mengurusi kepindahanku Ayah
bilang kalau Ayah sudah mendapatkan perumahan yang bagus pastinya.” balas
Farissa setelah meneguk minumannya
"Entah
mengapa aku merasa iba melihat orang-orang
yang kesusahan apalagi pengemis” lanjut Farissa dengan rasa kasihan.
”Ah, mereka cuma mau minta –minta saja,
lagian ada kan pengemis yang meminta –minta tapi sebenarnya dia kaya.” balas
Sasha santai.
Farissa terkejut dengan pernyataan Sasha. ”Iya, aku tahu ada beberapa dari mereka seperti itu, tapi
ada juga yang tidak berpura – pura.”ucap Farissa dengan nada lembut
”Ih,
tapi tetap saja mereka itu pembohong, harusnya kan mereka bisa bekerja!” bentak
Sasha sambil menggebrak meja. Dia segera berbalik menuju kelas meninggalkan
Farissa. Puluhan mata memandang mereka saat kejadian, itu membuat
Farissa malu.
“Ih, kenapa sih dia punya topik
pembicaraan seperti itu?” kesal Sasha sambil menuntun sepedanya. Tidak jauh
dari tempat ia menuntun sepedanya dia seperti melihat seorang anak perempuan
tengah memberi sesuatu kepada seorang kakek pemulung . Sasha melihat wajah kakek
itu. Kakek itu tampak bahagia sekali walaupun hanya diberi uang, dan dua buah
roti. Sasha juga melihat wajah Farissa yang juga ikut senang. Ditengah
perjalanan, Sasha berpikir, “Apakah dengan berbagi kita juga merasa senang melihat orang yang kita bagi itu senang?”
"Okay, aku juga akan
membuat orang merasa senang dengan apa yang aku berikan.” tekad Sasha.
Sepertinya Sasha akan berubah menjadi anak dermawan dan tidak pelit lagi.
Untung
saja hari ini hari Minggu, jadi Sasha bisa bebas kemanapun . Malam tadi
dia bertekad akan bangun pagi sebelum jam wekernya berbunyi.
“Nah, tepat sekali jam wekerku belum
berbunyi” ucap Sasha . Dia akan memenuhi tekad nya membuat orang senang.
Setelah sholat dan mandi dia segera menyiapkan keperluannya. Barang – barang yang akan Sasha bawa antara
lain adalah:
-
kaca
mata , karena hari ini panas
-
Topi
-
Uang
sebesar RP 500,000,00;
- Buku yang masih layak
- dll
Nah, selesai …… oh iya aku lupa makanan nya “ Sasha
bergegas turun ke bawah untuk mengambil salah satu barang yang lupa. Sasha
mengobrak-abrik seisi lemari es
“Sepertinya ini cukup untuk mereka” batin Sasha. ”Sasha ,apa yang
kamu lakukan?“ teriak mama Sasha yang
melihat anak tunggalnya sedang mengobrak-abrik seisi lemari es. Kepala Sasha terbentur
lemari es ketika mendengar teriakan mamanya. Sasha bingung mau menjawab apa.
” Aa… itu… aaanuu Sasha cuman mau ngambil makanan ringan aja kok” jawab
Sasha gelagapan. Dia segera pamit ke mamanya dan segera berlari menuju kamarnya
di lantai atas. Setelah semua benar-benar siap
dia tidak lupa juga
mengambil ipadnya
. Dilantai bawah dia tidak melihat Mamanya .
“Kalo gitu aku aman.“ Sasha segera pergi
tidak lupa dia menaruh secarik kertas di meja tamu. Sasha segera pergi dengan
sepedanya .
Sasha segera berhenti di suatu tempat. Sasha
memasuki sebuah pemukiman yang kumuh dan kotor, tempat sampah yang penuh dan
tak terurus. ”Sapertinya tempat
ini sudah lama ditinggalkan” batin Sasha dalam hati.
”Uh..”
Sasha melihat seorang anak kecil
yang duduk di ayunan pemukiman itu. Sasha segera ke tempat anak itu
berada.
”Hai adik kecil, apa kamu sendirian disini,ini
kakak punya sedikit rezeki untuk mu.” tawar Sasha. Sasha menyodorkan sepotong
roti dan uang yang mungkin cukup untuknya . Anak itu hanya diam saja.
”Mmmm….
makasih kak, tapi sepertinya aku enggak
tega kalo teman-teman ku tidak makan juga” sambil menunjuk kearah
teman-temannya.
“Hehehe, tenang Kakak punya banyak lho
,ini cukup kok buat kalian semua” balas Sasha.
“Wuaa…. Makasih Kak” ucap mereka kegirangan.
Sasha pun dengan sabar membagikannya secara adil. Balutan jilbab yang rapi
dengan muka mempesona membuat Sasha manis saat tersenyum. Begitu pula dengan
anak-anak disekitarnya. Senang dan haru bercampur menjadi satu di hati Sasha.
Sesampai nya dirumah, ”Sasha! Dari mana
aja kamu? Temanmu…Farissa masuk rumah sakit!” teriak mama Sasha histeris. Mendengar ucapan
mamanya itu membuat Sasha shock,
teman yang kemarin dia marahi dan sekarang dia masuk rumah sakit.
”Ka…kalau begitu Sasha ke rumah
sakit ya Ma..”
Sasha dan mamanya sampai dirumah sakit Permata
Indah, salah satu rumah sakit yang dekat dengan kompleks itu . Rumah sakit itu
berlantai delapan dengan tambahan bangunan dibelakangnya. Sebagai penghubung
rumah sakit itu mempunyai taman yang bisa membuat pengunjung atau pasien merasa
rileks . Mereka berdua segera menuju lantai tiga tempat dimana Farissa dirawat.
132, adalah nomor kamar Farissa, ruangannya tidak terlalu luas karena di kamar
itu hanya ada kasur Farissa, satu kamar mandi berukuran sedang , rak sepatu,
laci, TV, sofa, meja sedang
ditambah ada balkoninya.
“Assalammuallaikum”
“Waalaikumsalam” jawab mama farissa .
“
Eh, kamu Sasha ya temannya Farissa” lanjut mama Farrisa.
“Hehehe, iya tante, “ balas Sasha.
”Mmm kalau boleh tahu Farissa sakit apa
tante?” tanya Sasha. ”Dia tadi jatuh
dari sepeda dan kepalanya terbentur
.“ jawab mama Farissa.
”Oooh begitu , tapi sekarang agak baikan kan?”
lanjut mama Sasha. Mama Sasha dan mama Farissa asyik mengobrol, sedangkan
Sasha duduk disamping Farissa
"Farissa maaf kalau
kemarin aku menyakiti perasaanmu, karena perkataanmu dan perilakumu aku bisa berubah” batin
Sasha dalam hati.
Saat
Sasha memberikan sumbangan tadi pagi
dia merasa hatinya bersih, seperti tidak ada noda satupun di
lumbung hatinya. Setelah lama berada dirumah sakit akhirnya Sasha dan mamanya
pun pulang.
Sesampainya dirumah, Sasha segera menuju
kamarnya dan berbaring di kasurnya yang
empuk. Perasaan sedih dan lega bercampur jadi satu membuat Sasha sedikit
tenang, sekarang tidak ada lagi pikiran tentang Farissa karena dia sudah
menemuinya dan meminta maaf.
“Semoga Farissa bisa cepet sembuh, aamiin” doa Sasha dalam hati.
”Sasha, Sasha” mama Sasha
mengetuk pintu Sasha tapi tidak ada jawaban, akhirnya mama Sasha memutuskan
untuk masuk, ternyata Sasha tertidur. Mamanya pun mendekat dan mengecup kening
Sasha,
”Good
night my sweetie” Mama
Sasha pun berlalu meninggalkan kamar Sasha.
Keesokkan paginya, di saat mimpinya yang
indah, Sasha terkejut dan terbangun
seperti ada suara gaduh di tetangganya. Setelah mandi dan sholat Sasha segera
ke bawah untuk sarapan.
”Mama, kenapa tetangga sebelah rumah ini
terdengar berisik tadi pagi?” tanya Sasha sambil menyendokkan sayur
kepiringnya.
”Tadi Mama diberitahu kalau ternyata
tetangga sebelah kena rampok, katanya perampoknya sudah di tangkap polisi, saat
ditanya dimana perampok itu menyembunyikan harta yang dia curi, tapi katanya
sudah di jual!” jawab mama Sasha. Sasha sungguh prihatin dengan tetangganya
itu. Dia ingin memberikan sedikit hartanya itu kepada tetangganya. Setelah
selesai sarapan Sasha meminta izin ke mamanya untuk ke tetangganya. Mamanya pun
memeperbolehkan, entah apa yang akan dilakukan oleh anak tunggalnya itu. Sasha
pergi keatas sebentar untuk mengambil keperluan, setelah itu ke bawah
dan pamit ke mamanya. Kebetulan sekolah lagi libur karena para guru rapat. Dia
segera berjalan menuju rumah tetangganya itu. Tok,tok,tok
”Assalammualaikum, permisi’’ Sasha menunggu
dengan sabar.
Sepuluh detik kemudian. ”Eh ,waalaikum salam, ada perlu apa neng Sasha ?”tanya tetangganya
sambil mempersilahkan masuk.
”Hehehe, ini Te Sasha punya rezeki buat tante
sekiranya cukup buat menggantikan” jawab Sasha.
“Ini semua buat gantiin barang Tante yang
di curi?” balas tetangga Sasha tak
percaya. Sasha hanya manggut saja,
”Alhamdulillah, makasih ya neng Sasha ,semoga
tambah barokah” lanjut tetangga Sasha,
”IyaTe amiin” balas Sasha.
”Oh
iya, neng Sasha jangan khawatir, tenang perampoknya sudah masuk penjara” canda
tetangga Sasha.
"Kalau begitu saya pulang
dulu”.
Di
perjalanan pulang handphone Sasha berbunyi, ”hmm..ada chat dari Farissa,
mmm..liat ah” Sasha berhenti sejenak untuk membaca.
"Sasha
,maaf ya kalau sabtu kemarin aku memarahimu, aku khilaf"
"Tidak
, justru aku minta maaf, semua yang kemarin kamu ucapkan ada benernya loh,
setelah kamu bilang begitu dan sikapmu terhadap kakek kemarin aku mulai
berubah, dari yang memberi anak yatim makan, menolong tetanggaku karena dia habis dirampok, mungkin aku cuman
masih segitu belum sebanyak kamu sih." balas Sasha.
"Itu juga sudah bagus kok,
syukurlah kamu bisa berubah , by the way aku sudah lumayan oke kok nih mau
siap-siap pulang setelah penyuntikkan. " balas
Farissa.Sasha tersenyum.
"Aku tunggu disekolah ya".
"ok"
Sasha pulang dengan hati gembira. Walaupun
dia cuman bisa memberi sedikit dan itu belum semua orang di dunia, kalau
memberi dengan hati ikhlas pasti balasannya akan lebih besar lagi.
Satu minggu kemudian, Sasha dan Farissa sungguh
senang bila bisa membantu, dari donasi untuk panti asuha ,korban bencana,
kecelakaan sampai Sasha dan Farissa menjadi duta peduli sesama.
Semoga
kita kita diberi rezeki yang banyak untuk bisa membantu saudara-saudara kita
yang kesusahan,amiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat. Jangan lupa komen ya