Saat menyanyikan sebuah lagu tentunya kita akan menggunakan nada-nada yang tersusun dalam sebuah tangga nada.
Tangga nada adalah sebuah rangkaian nada yang disusun dengan jarak tertentu. Tangga nada dimulai dari salah satu nada dasar sampai dengan nada oktafnya, misalnya do, re, mi, fa, so, la, si, do. Bila diibaratkan sebuah tangga pada kehidupan nyata maka tangga nada memiliki fungsi yang serupa dengan tangga pada kehidupan sehari-hari. Bila kita perhatikan sebuah tangga memiliki fungsi untuk naik atau turun. Begitu juga nada. Ada saatnya nada itu naik atau makin tinggi, ada saatnya juga ketika nada itu turun atau semakin rendah.
Jarak itu biasa disebut dengan interval nada, yang menjadi jeda antara satu nada dengan lainnya. Interval ini ibarat jarak antar anak tangga pada kehidupan sehari-hari. Ada tangga yang jarak antar anak tangganya dekat, ada pula yang jaraknya jauh.
Tangga nada dikelompokkan menjadi tangga nada diatonik dan tangga nada pentatonik. Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang terdiri dari tujuh buah nada dan menggunakan 2 macam jarak nada, yaitu jarak 1 (satu) dan 1/2 (setengah). Tangga nada ini terbagi atas dua macam, yaitu:
1. Tangga Nada Mayor
Sebagai contoh, tangga nada A mayor adalah C, D, E, F, G, A, B, C’. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
a. Bersifat riang gembira.
b. Bersemangat.
c. Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada Do.
d. Memiliki pola interval : 1 , 1 , ½, 1 , 1 , 1, ½.
Dalam teori musik, skala mayor atau tangga nada mayor adalah salah satu tangga nada diatonik. Skala ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam skala mayor adalah: 1, 1, ½, 1, 1, 1, ½.
Salah satu lagu yang bertangga nada Mayor adalah lagu Halo-halo Bandung seperti di bawah ini.
Contoh Lagu yang bertangga nada Mayor diantaranya adalah:
1. Lagu Wajib : Bangun Pemudi Pemuda (A. Simanjuntak), Berkibarlah Benderaku (Ibu Soed), Dari Sabang Sampai Merauke (R Soerardjo), Hari Merdeka (Husein Mutahar), Gebyar Gebyar (Gombloh), Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, Hari merdeka, Halo-halo Bandung, Indonesia Jaya, Garuda Pancasila, dan Mars Pelajar.
2. Lagu Anak-anak: Naik Delman (Ibu Sud), Balonku (AT Mahmud), Heli (anjing kecil) (Nomo Kuswoyo), Lihat Kebunku (Ibu Sud), Abang Tukang Bakso (Mamo Agil).
3. Lagu Daerah: Gundul Pacul (Jawa Tengah),Kampung Nan Jauh DI Mato (Sumbar), Ampar-Ampar Pisang (Kalsel), Manuk Dadali (Jabar),Tokecang (Jabar)
2. Tangga Nada Minor
Dalam teori musik, tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, ½, 1, 1, ½, 1, 1. Sebagai contoh, tangga nada A minor adalah A, B, C, D, E, F, G, A’.
Tangga nada minor dapat dilihat sebagai mode musik ke-enam dalam tangga nada mayor. Tangga nada minor kadangkala dianggap mempunyai bunyi yang cenderung lebih sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
a. Bersifat sedih.
b. Kurang bersemangat.
c. Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada La = A.
d. Mempunyai pola interval: 1, ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1.
Salah satu lagu yang bertangga nada Minor adalah lagu Gugur Bunga seperti di bawah ini.
Contoh lagu dengan tangga nada minor diantara adalah:
1. Lagu Wajib: Mengheningkan Cipta (Truno Prawit), Tanah Airku (Ibu Soed), Bagimu Negeri (R. Kusbini), Ibu Pertiwi (Ismail Marzuki), Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki), Gugur Bunga
2. Lagu Anak-anak: Ambilkan Bulan (AT Mahmud), Bintang Kejora (AT Mahmud), Kasih Ibu (SM. Muchtar), Kelinciku (Daljono), Kucingku (Pak Kasur)
3. Lagu Daerah: Bubuy Bulan (Jabar), Kole-Kole (Maluku), Sing Sing So (Maluku), Sarinande (Maluku), Ole Sioh (Maluku), Bubuy Bulan (Jawa Barat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat. Jangan lupa komen ya