Kansa
Izzati Adine
Pagi ini ada yang lain,biasanya pagi-pagi
seperti ini ayah sudah berangkat ke toko.Tapi tidak hari ini.Beliau nampak
sibuk dengan beberapa tongkat yang panjangnya 2 meter.
“Apa ya maksud ayah dengan tongkat
itu?”tanyaku dalam hati.
“Apa untuk jemuran ibu? tapi jemuran ibu
di belakang masih bagus. Kalau untuk pemukul kayunya kan terlalu panjang, nanti
sulit dipakai” rasa penasaran memenuhi pikiranku.
Akhirnya kuputuskan untuk bertanya,”untuk
apa yah” tanyaku.
Beliau tersenyum memandangiku,”Tunggu
nanti sore”.
“Kenapa harus nanti sore Yah?”tanyaku.
“Karena ini hanya akan jadi nanti sore” jawab
ayah.
Akupun mengagguk. Akhirnya aku pergi ke
rak sepatu untuk memakai sepatu. Setelah siap akupun pamit ke ayah dan ibu
untuk berangkat sekolah. Di pintu keluar aku masih mengamati tongkat yang
lumayan banyak itu dengan sangat penasaran. Setelah cukup lama mengamati, aku
segera mengambil sepedaku dan mengayuhnya dengan cepat menuju sekolah. Hari ini
pula aku sangat bersemangat, karena ini hari pertama aku masuk sekolah meginjak
kelas baru. Yaitu kelas 4 SD.
Sampai di bangkuku aku termenung apa yang
akan dilakukan ayah dengan tongkat -tongkat tadi.
“Hei!, bengong aja.Emang kamu kenapa sih
Da? Mau bel lho”tanya Carina sahabatku.
“Itu Carina, aku gak fokus karna tadi di rumah…”akupun
menceritakan semuanya ke Carina.
“Oh begitu, tapi aku kayaknya gak bisa
kepikiran, apa yang akan dilakukan ayahmu dengan tongkat tongkat itu Da” jawab
Carina manyun.
“Nggak papa kok Car, Kalau kamu gak bisa
bantu” aku tetap berusaha tersenyum.
KRIINGG…..,suara bel itu mengagetkanku.
“Ayo Linda kita baris didepan kelas” ajak
Carina padaku.
Tepat pukul 14.30,aku mengayuh sepedaku
pulang. Sesampainya di rumah aku melihat ayah sedang sibuk menggergaji kayu
kayu tadi.
“Yah melihat ayah sibuk aku jadi ingin
membantu” tawarku pada ayah.
“Ya boleh, hanya saja kamu ganti baju
terlebih dahulu ya”jawab ayah.
“Oke Yah”aku pun sangat senang sekali.
Setelah selesai aku segera keluar.
“Apa yang harus aku lakukan yah?” tanyaku.
“Tolong ya kamu ukur kayu kayu disana
sekitar bla bla bla, Lalu siapkan cat, bla, bla, dan bla. Lalu bla, bla, bla” jawab
ayah.
Kerjaku memang banyak, tapi aku tetap
semangat kok .Hehe.
Tiga setengah jam sudah kulalui, Aku
mulai merasa capek. Ayah pun membolehkan aku untuk istirahat. Karena kupikir
nanti aku akan bosan, aku akhirnya meminta izin pada ayah.
“Yah,aku boleh tidak pergi kerumah Carina.Tadi
ada tugas dari bu Anisa untuk membuat artikel.Membuatnya berkelompok,aku
sekelompok bersama dengan Carina.Boleh ya yah?”
“Baik kamu
boleh ke rumah Carina. Tapi pulang sebelum petang ya”j awab ayah.
“Yey”sorakku.
Aku mengambil buku-buku di kamarku. Setelah pamit aku segera pergi rumah Carina
dengan sepedaku.
Sesampainya
dirumah Carina,aku dipersilahkan untuk duduk di kamar Carina. Setelah Carina
mengambilkan camilan, aku bercerita pada Carina.
“Carina,tadi
sepulang sekolah aku membantu ayah menggergaji, mengukur, motong pokoknya yang
gitu-gitu deh” ceritaku.
’Emang
menggergaji apa?” tanya Carina sambil mengambil satu kue.
“Ya
menggergaji kayu itu tadi lho,yang aku cerita di sekolah,jadi kira-kira kayu itu
akan diapakan ya?”jawabku sekaligus bertanya.
“Oh
mungkin itu akan dijadikan bangunan” jawab Carina.
“Kalau
gitu,yuk kita bahas artikelnya” sambung Carina.
Setelah
beberapa menit dirumah Carina,aku pamit pulang.
“Carina,aku pulang dulu ya, Udah mau
petang nih” pamitku.
“Ya sudah,kalau begitu besok kita lanjut
dirumahmu ya..” jawab Carina dengan tersenyum.
Sesampainya di rumah, kulihat ada rumah
pohon kecil yang terdapat dikebun. Karena tak tau itu untuk apa,akupun bertanya
pada ayah yang kebetulan sedang ada di teras rumah.
“Ayah, rumah pohon itu untuk apa
yah?”tanyaku.
“Apa kamu tidak ingat?Waktu kamu kelas
tiga kamu merengek dan meminta ke wisata rumah pohon.Waktu itu ayah janjikan
rumah pohon khusus untukmu. Tapi dengan syarat kamu lulus di 5 besar. Karena
kamu lulus di peringkat ke 4, itu rumah pohon pribadimu” jawab ayah dengan
menunjuk rumah pohon yang sederhana itu.
Walau sederhana,bagiku itu sangat
spesial.Disana aku dapat melihat gunung-gunung. Dan sekarang pula aku bisa
mngerti kenapa setiap hari ayah mengumpulkan kayu,dan tadi pagi ayah tak
berangkat ke toko. Terimakasih ayah.
-TAMAT-
aku nggak inget pernah nulis itu >.<. ngomong2 fotonya ada helm kesayangankuh :v
BalasHapusbtw ini aku izza
Hapus