“Zie, kamu harus nonton
ini!” pesan Pak Mashdar Zainal, Cerpenis Nasional yang udah semacam saudara
ketemu gedhe. Penulis Cerpen dan Novel ini adalah salah satu pengepul film yang
sering memberi info film kece dan nggak pelit ngasih saya film. Jadi kalau
ketemu harus siap dengan flashdisk kosong atau hardisk dengan volume cukup
besar hehehe.
Daaaan… bisa dibilang
saya menyesal mengapa baru nonton film yang produksi 15 Januari 2016 ini pada
tahun 2019. Kemana aja selama ini? *ngaca. Salut deh buat India yang pada tahun
2016 bikin film pendidikan oke punya ini.
Ehm.. sebelum bahas
cerita film, sedikit info tentang Chalk & Duster ya…
Rilis
15 Januari 2016
Negara
India
Bahasa
Hindi
Sutradara
Jayant Gilatar
Produser
Amin Surani
Pemeran
Juhi Chawla, Zarina Wahab, Shabana Azmi, Divya Dutta, Upasna
Singh, Girish Karnad, Aarya Babbar, Sameer Soni, Jackie Shroff, Richa Chaddha
Musik
Sandesh Shandilya
Sinematografi
Baba Azmi
Distributor
Sony Pictures Entertainment
Ok, lanjut di cerita film…
Mau versi yang bikin penasaran
atau spoiler nih? Hahaha..
Versi bikin penasaran dulu ya…
Selama menonton film
ini, hati saya diaduk. Idenya sebenarnya sederhana. Kisah dua orang guru yang
bernama Vidya (Shabana Azmi) sebagai
guru Matematika dan Jyoti (Juhi
Chawla) sebagai guru Sains. Mereka bekerja di salah satu sekolah menengah
di Mumbai. Mereka memiliki passion mendidik anak, ini terlihat bagaimana
mengajar peserta didik dengan penuh cinta. Mereka mampu membangun keterikatan
dengan peserta didik.
Klimaks dimulai saat
kehadiran kepala sekolah baru Kamin Gupta (Divya
Dutta). Kepala sekolah baru ini memiliki keinginan agar sekolah yang
dipegangnya menjadi sekolah terbaik dan elite dengan menjadikan uang segalanya.
Bagaimana caranya? Doi ingin melenyapkan guru-guru yang sudah berumur. Tidak
dengan mengeluarkan tapi membuat suasana
yang bikin tidak betah hingga keluar dengan sendirinya.
Berbagai adegan melawan
ketidakadilan di Lembaga pendidikan, pendidikan yang dikomersialkan, dan main
pecat buat yang protes diperlihatkan melalui film ini. Kritiknya dapet banget.
Apakah usaha kepala sekolah ini
berhasil? Bagaimana respon guru-guru senior saat diambil haknya? Bagaimana
nasib mereka? Apa yang terjadi berikutnya?
Udah, versi bikin penasarannya
sampai di sini dulu. Intinya saat melihat ini, siapkan tisu, saya nangis bombai
karena haru.
Next versi spoilernya ya…
Usaha kepala sekolah baru
mengeluarkan guru senior berhasil! Vidya sakit dan masuk rumah sakit. Kabar ini
rupanya menybar, hingga tersiar di televisi. Mulailah perang media.
Terang-terangan Kamin Gupta bilang kalau Vidya dan Jyoti bukanlah guru yang
tepat, cara mengajarnya kuno.
Namun satu hal yang tak
disangka, murid-murid mereka yang sudah jadi “orang” satu-satu tampil di TV dan
memberikan testimoni positif ke masyarakat. Siapa yang tidak nangis saat murid
yang sudah jadi ilmuwan, professor, astronot, pejabat, apparat, dan berbagai
jabatan bergengsi tiba-tiba muncul dan membela gurunya.
Pihak sekolah geram! Untuk
membenarkan pendapatnya kalau dua guru ini kurang berkualitas, pihak sekolah
meminta Vidya dan Jyoti mengikuti kuis Who
Wants to be a Millionaire untuk membuktikan kredibilitasnya. Peraturan
permainan ini adalah bagi yang kalah harus menerima konsekuensi berhenti
mengajar. Kalau menang, pihak sekolah akan minta maaf dan memberi hadiah.
Sebenarnya bukan masalah hadiah sih, tapi ini masalah harga diri.
Dalam pembuatan soal Who Wants to be a Millionaire , kepala
sekolah melibatkan banyak pihak. Ya, biar soalnya sulit dan tidakbisa dijawab
hehehe.
Sebenarnya saya merasa lucu,
menggunakan kuis untuk membuktikan kredibilitas. Semacam Slumdog Millioners.
Ketegangan dan dramatisasi di kuis kurang gregetnya pula. Namun ini tertutupi
oleh soal-soal yang bikin saya nambah pengetahuan hehehe. Soal-soalnya unik dan
bikin manggut-manggut.
Endingnya? Dua guru ini menang!
Yeaaai… ini bagian mudah ditebak.. cuman okelah, cara menjawabnya untuk
beberapa soal yang diajukan cukup unik.
Then hadiahnya bikin apa? Hadiahnya
buat bikin sekolah dengan harga terjangkau, biar anak-anak nggak bingung
sekolah dimana. Poin ini sama dengan rencana jangka panjang saya. Bikin sekolah
islam elite tapi biaya terjangkau. Mohon doanya ya…
Lanjut di performance…
Saya salut dengan Divya Duttaalias kepala sekolah baru.
Performance antagonisnya dapet banget. Bikin aya gemes, mangkel, pingin nabok
hahaha…
Shabana
Azmi alias Vidha juga. Waktu ada aturan guru tidak boleh duduk,dia benar-benar
menjiwai, bikin sedih dan mangkel ke KS. Sampai dia demamdantetap mengajar. Duh
habis hati saya.
Juhi
Chawla atau Bu Jyoti, memperlihatkan kalau doi adalah guru sains yang cerdas!
Kalau dilihat gaya belajarnya visual kinestetik. Mudah meniru gaya seseorang
dan bisa menghapal bacaan yang pernah dibaca. Satu adegan yang bikin saya ikut
tegang adalah saat pertanyaan tentang siapa yang mendesain mobil pertama kali.
Harah siapa? Jyoti berusaha mengingat saat ia dan suaminya membeli mobil di
dealer. Saat dia membaca brosur. Di sanalah ia ingat siapa yang mendesain mobil
untuk pertama kalinya.
Jadi
cerita di sini benar-benar terkonsep ada benang merah dari satu adegan ke
adegan lain. Jadi ingat film Rabbane Jodi, mengapa Sharul Khan menjadi pegawai
PLN? Ini karena ada adegan dia menyatakan cinta di atas bukit, ia membuat tanda
love dari lampu rumah penduduk. Jadi beberapa penduduk lampunya dimatiin, bisa
aja hehehe.
Oke kembali ke
film Chalk and Duster, apakah film ini benar-benar berkualitas? Apakah bisa
menjawab sebagian masalah pendidikan di Indonesia eh India? Apakah layak
ditonton guru, penilik sekolah, kepala sekolah, dan aparatsekolah lain?
Penasaran, yuk segera tonton.
Jadi penasaran Mbak Zie
BalasHapusNonton ah. . .
yyuukkzz mbak..
HapusWah, jarang-jarang baca review film India nih saya. Nonton film-nya pun terakhir apa, ya? Udah lama sekali ;)
BalasHapusDari ulasan Mbak Zie, menarik nih film-nya. Temanya tak biasa. Bagus sebagai bahan renungan tentang mendidik murid secara tulus, juga tentang komersialisasi pendidikan. Nanti coba saya cari di iflix ahh...
Btw, smg cita2 Mbak Zie tercapai, ya. Aamiin
aamiin..makasih doanya mb tatiek
HapusAmiin...semoga tercapai ya cita-citanya bikin sekolah mbak.Ntar aku ngelamar jadi kepala TU. hehehe. Cuss download pilmnya
BalasHapusaamiin ..makasih doanya Bun
Hapus