Hari pertama masuk sekolah setelah
libur panjang..
Rutinitas sejak saya SD sampai SMA adalah menulis pengalaman liburan.. Terus cerita,,, Seringnya agenda awal masuk sekolah seperti ini ... heheh
Sekarang ketika jadi guru? Iya.. masih begitu... cuman ada tambahannya..
Rutinitas sejak saya SD sampai SMA adalah menulis pengalaman liburan.. Terus cerita,,, Seringnya agenda awal masuk sekolah seperti ini ... heheh
Sekarang ketika jadi guru? Iya.. masih begitu... cuman ada tambahannya..
Hari ini saya coba
menggali potensi siswa lewat gaya belajar. Jadi anak-anak mendapat 50 soal
untuk mengetahui mereka masuk gaya belajar yang mana...Sebenarnya gaya belajar
siswa bisa dilihat dari kebiasaan sehari-hari. Tapi agar lebih sreg, ada beiknya mengerjakan tes.
Setelah itu kami bahas satu
persatu. Anak-anak cekikian.. "iya itu aku hahaha.." semacam
pengakuan diri.
Lanjut ke pembentukan kelompok...
agar seimbang... masing-masing kelompok terdiri dari anak dengan gaya belajar
yang berbeda. Ada yang sama 1 atau 2 anak saja.
Mengapa tidak disendirikan per
gaya belajar saja?
Karena dalam kamus saya, yang
ideal adalah yang seimbang. Meski sulit pasti bisa.
Saya pernah uji coba ke diri saya
sendiri. Jadi saya tuh mulai SD-kuliah memiliki gaya belajar dominan ke
kinestetik. Nggak bisa diem! wkwkwkwk.. audio dan visual ganti-ganti
dominannya.
Sampailah tahun 2010 lulus kuliah
saya ikut tes. Alhamdulillah hasilnya hampir seimbang. kinestetik dan visual
skor sama, sedang audio lebih 1 nomor.
Dari pengalaman ini saya merenungdan
sadar kalau gaya belajar tidak salklek alias bisa berubah. Selanjutnya saya mencoba
mendesain kelas dengan gaya belajar yang seimbang. Tidak 100% semua seimbang
tapi alhamdulillah saya beberapa kali mendapat testimoni dari walimurid.
Misal saya pernah dapat murid
visual banget. Nggak suka kotor, rapiiii, dan terstruktur. Alhamdulillah
berjalannya waktu dia mulai suka gerak, main bola, ndak takut kotor, dan usil
hehehe...
Prestasi? Alhamdulillah masih
berada di atas... Karena sebelumnya belajar dan belajar..
Saya kasihan kalau anak kecil
belajar dan belajar terus.. *guru macam apa ini? hehehe..
Maaf panjang dan tidak ada gambar.. tadi terlalu asyik di kelas sampai belum welfie ma anak-anak...
Maaf panjang dan tidak ada gambar.. tadi terlalu asyik di kelas sampai belum welfie ma anak-anak...
Ok bicara tentang
gaya belajar, menurut Bobby De Potter, gaya belajar seseorang
dibagi menjadi tiga tipe, yaitu visual, auditori, dan kinestetik.
Seperti artinya, visual
berarti melihat, audio berarti mendengar, dan kinentetik memiliki arti menyenangi
belajar yang melibatkan gerakan.
1. Visual
Karakteristiknya
a.
Lebih mudah mengingat dengan
cara melihat daripada dengan mendengar
- Lebih suka
membaca daripada dibacakan
- Berbicara dengan
tempo agak cepat
- Cukup peduli
dengan penampilan dan pakaian
- Lebih menyukai
melakukan demonstrasi daripada pidato
- Sulit untuk
menerima instruksi secara verbal kecuali ditulis
- Tidak mudah
terdistraksi dengan keramaian
- Suka menggambar
apa pun di kertas
Cara belajar yang tepat
untuk visual:
a.
Belajar dari gambar maupun
video yang menarik
- Membaca buku
yang tidak hanya tulisan saja tetapi juga memiliki ilustrasi
- Saat belajar
bisa sambil lakukan doodling supaya lebih fokus
- Gunakan spidol
warna-warni saat membuat catatan
- Membuat mind
mapping untuk memudahkan belajar
2. Audio
karakterisitiknya
a.
Lebih mudah mengingat
sesuatu dari apa yang didengar daripada yang dilihat
- Senang mendengarkan
- Mudah terdistraksi dengan
keramaian
- Kesulitan dalam tugas atau
pekerjaan yang melibatkan visual
- Pandai menirukan nada atau pun
irama suara
- Senang membaca dengan mengeluarkan
suara atau menggerakkan bibir mereka
- Biasanya merupakan pembicara yang
fasih
- Mudah dalam mengingat nama saat
berkenalan dengan orang baru
Cara belajar yang tepat
untuk auditori:
- Dengarkan musik
yang disukai
- Bisa merekam
saat guru mengajar lalu dikemudian hari didengarkan kembali
- Apabila membaca
buku, bisa sambil diucapkan dengan suara pelan untuk lebih mudah mengingat
- Mendengarkan
materi yang diajarkan guru saat di kelas dengan seksama
- Belajar dengan
diskusi bersama teman supaya lebih mudah memahami maupun mengingat materi
3. Kinestetik
Karakternya
a.
Menyenangi belajar dengan
metode praktik
- Kadang kesulitan
dalam menulis tetapi pandai dalam bercerita
- Menyukai
aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh seperti olahraga atau menari
- Saat
berkomunikasi banyak menggunakan isyarat tubuh
- Menghafal dengan
cara berjalan atau melihat
Cara belajar yang tepat
untuk kinestetik:
- Saat mendapatkan
materi belajar, bila memungkinkan segera coba praktikkan
- Belajar sambil
melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan, misalnya sambil berjalan atau
sesederhana menjetikkan jari
- Melakukan
eksperimen dari materi yang didapatkan dari guru
- Bisa mengunjungi
tempat yang berhubungan materi di pelajaran, misalnya untuk pelajaran
Sejarah bisa mengunjungi museum
- Mengikuti ekstrakurikuler seperti seperti Pramuka, karate, basket, dan lain-lain
Ilmu gaya belajar ini saya gunakan
untuk pembelajaran di kelas. Jadi saya tidak melarang siswa gerak-gerak di
kelas asal tidak mengganggu teman lainnya. Ya, karena gaya belajarnya
kinestetik. Malah capek kalau disurih diem hahah. Apalagi seringnya sebagian
besar murid saya adalah kinestetik. Bisa dibayangkan bagaimana hebohnya. Karena
inilah saya selalu bikin program yang bikin mereka gerak.
Dulu sebelum ada assessment, saya coba-coba berhadiah. Owh
anak ini visual, yang itu audio, dan yang banyak gerak adalah kinestetik. Namun
coba-coba berhadiah ini tak sepenuhnya benar.
Saya pernah bertemu dengan siswa introvert,
pendiam, dan anteng. Saya pikir dia audio visual. Lha ketika mengisi assessment ternyata kinestetik visual.
Saya coba gali, apa yang bikin dia
tidak suka gerak. Dilarang banyak gerakkah? Karena sedikit gemuk kah? Kurang nyaman
kah?
Saya sampaikan ini ke orang tua. Ketika
les alhamdulillah guru les nya membuat beberapa mainan. Alhamdulillah beberapa
minggu berjalan dia mulai cepat menangkap pelajaran. Ehm.. jadi selama ini
mungkin gaya belajarnya kurang tepat jadi nilainya sering di bawah. Alhamdulillah
setelah belajar dengan menggunakan gaya belajar yang tepat, ilainya mulai meningkat.
Then? Bagaimana caranya agar gaya
belajar seseorang bisa seimbang? inshaAllah di tulisan berikutnya ya… ini dah
panjang, takut bosan hahahha.
Oiya, ini dia assesment yang diberi
oleh teman, Bu Oriza… makasih Mom…
Assesment bisa klik di sini Assesment
GayaBelajar Siswa
Wah betul Bu Guru Zie, saya setuju kalau pembelajaran itu jangan saklek. Butuh proses ya karena kadang penerimaan setiap siswa tidak sama.
BalasHapusWah keren deh ulasan tentang gaya belajarnya anak-anak. Jadi paham juga sama anak-anak kami. Thx ya mb infonya bermanfaat...
sama-sama Mbak ernyk.. belum sepengalaman mbak..hehe
HapusAku masih belum menemukan gaya belajar terbaik buat Syuna. Dia masih senang ketiganya dan belum ada yg menonjol, mungkin karena usianya baru 3 tahunan ya :D
BalasHapusmalah bagus itu bun.. seimbang
HapusAnak sulung saya cenderung visual nih gaya belajarnya. Mungkin suatu hari dengan bertambahnya pengalaman, bisa sedikit kinestetik kali ya, Mbak. Soalnya anaknya emang anteng kalo udah ketemu buku, hehe.
BalasHapusInfo yg bermanfaat banget ini. Makasih ada panduan assessment juga. Sip
sama-sama mbak.. salam buat si sulung..
HapusKembali kasih. Mudah mudahan bermanfaat
BalasHapusyeaai
HapusBener banget mbak dlm belajar gak bs monoton atau saklek, macam anakku yg kecil (homeschooling) dia paling gak bisa diam kalau belajar. Jadi belajar nya sambil bermain mobil2an, sambil memanjat dll. Lumayan emaknya sekalian olahraga he-he-he
BalasHapusiya mbak.. tambah seru juga kalau banyak aktivitas hehe
HapusGaya belajar anak-anak memang unik ya Mbak. Anak saya 3. Ketiganya punya gaya masing-masing, yang pertama kinestetik visual, kedua Visual, dan ketiga Auditory. Sehingga saat belajar sangat berbeda.
BalasHapusseru tuh mbak... bisa saling melengkapi heheh
HapusGaya belajarku kinestetik yang gakbisa kalau hanya duduk diam.Suamiku visual banget. Anakku satunya perpaduan visual-kinestetik dan satunya kinestetik, hahaha.... Menyenangkan sekali bisa mempelajari gaya belajar tiap anak ya mbak
BalasHapusiya.. anak-anak.. banyak pelajaran yang bisa kita ambil
Hapus