Siapa sih yang ndak pernah
bermimpi? Pasti semua orang pernah, terutama pas tidur. Ups itu benar, tapi
bukan itu yang saya maksud. Yang saya maksud di sini adalah cita-cita atau
hal-hal yang ingin dicapai.
Sudah
menjadi kebiasaan saya untuk membuat daftar mimpi atau dreamlist atau proposal hidup atau my life map bebas mau nyebut apa heheh tiap tahun dan membawanya dalam doa. Dulu waktu mahasiswa
saya memasang dreamlist
ini di dinding kos, banyak teman yang menertawai dan nggak percaya kalua saya
akan mencapainya namun ada juga yang ikut mendoakan. Alhamdulillah…
Dan
alhamdulillah banyak dari dreamlist
yang saya tulis saat kuliah dulu jadi kenyataan, meski ada beberapa yang belum
kesampaian. It’s oke… bukankah Allah
adalah pemegang penghapus terbaik. Allah menghapus mimpi yang mungkin kurang
pas buat kita dan menggantinya dengan mimpi yang lebih baik.
Sekarang,
saat sudah kerja, saya menaruh dreamlist
di buku agenda, menambah daftar mimpi satu demi satu saat dapat inspirasi baru,
dan membawanya dalam doa.
Kebiasaan
ini coba saya tularkan ke murid-murid. Saat itu saya diminta mengisi acara
keputrian di sekolah. Materinya game
motivasi. Wah pas nih, setelah permainan yang mengocok otak agar berpikir, saya memberikan
lembaran untuk membuat “My Life Map”.
Sebelum
membuat My Life Map, saya menjelaskan bagaaimana cara membuatnya
1. Tulis
Mengapa
harus menuliskannya? Saya pernah dengar di buku NLP kalau saat kita menuliskan
mimpi akan muncul energi, emosi yang mengalir disetiap goresan, ini yang bilang.
Nah menulis ini bias jadi proses pemrograman secara tidak sadar kealam bawah
sadar kita.
2.
SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realistic, dan Time-Bound).
Artinya impian kalian itu harus...
Spesifik (benar-benar merupakan gambaran yang riil dan gak kabur.
Measurable artinya terukur. Jadi, pastikan mimpi-mimpi itu terukur
Attainable artinya dapat dicapai, seperti yang saya bilang barusan, jadi mimpi harus terukur sehingga meyakini dengan mengarahkan segala kemampuan yang kalian bisa kalian bakalan sanggup mencapainya.
Realistis, itu maksudnya mimpi itu realistis/nyata.. Harus bisa diperjuangkan di kehidupan nyata, Time-Bound. Ya, mimpi-mimpimu mesti punya batas dan punya rentan waktu tertentu. Jadi tidak boleh cuma bermimpi sesuatu tapi entah suatu saat nanti, misalnya saya ingin bahagia, saya ingin kaya, dan lainnya. Ini masih abstrak.
Spesifik (benar-benar merupakan gambaran yang riil dan gak kabur.
Measurable artinya terukur. Jadi, pastikan mimpi-mimpi itu terukur
Attainable artinya dapat dicapai, seperti yang saya bilang barusan, jadi mimpi harus terukur sehingga meyakini dengan mengarahkan segala kemampuan yang kalian bisa kalian bakalan sanggup mencapainya.
Realistis, itu maksudnya mimpi itu realistis/nyata.. Harus bisa diperjuangkan di kehidupan nyata, Time-Bound. Ya, mimpi-mimpimu mesti punya batas dan punya rentan waktu tertentu. Jadi tidak boleh cuma bermimpi sesuatu tapi entah suatu saat nanti, misalnya saya ingin bahagia, saya ingin kaya, dan lainnya. Ini masih abstrak.
Itulah mengapa saya hanya
meminta mereka bikin dreamlist untuk
dua tahun saja. Agar lebih nyata dan di depan maya.
Misalnya:
tiap hari bisa sholat lima waktu dengan tepat waktu dan lengkap dengan sholat
sunnah, selalu mandiri saat mengerjakan tugas dan mendapat nilai minimal 80 di
setiap pelajaran, dan berbagai kalimat lainnya. Agar lebih detail, saat itu
saya membatasinya dengan mimpi untuk dua tahun ke depan.
Kalau
untuk saya, misalnya: bisa menikah di tahun 2018 dengan lelaki sholih yang
setia, sabar, dermawan, dan bias bahagia bareng sehidup sesurga. Hehe..
Ada
quote bagus ni : “If you want to be happy, set a goal that commands your
thoughts, liberates your energy, and inspires your hopes” (Andrew Carnegie –
Orang terkaya di Amerika pada awal tahun 1900an)
3. Menambahkan gambar.
Why? Karena dengan gambar, berarti
visualisasi mimpi kita akan semakin kuat. Seolah mimpi itu di depan mata selain
itu alam bawah sadar kita paling cepat merespon gambar
4. Impian itu berkembang,
Jadi kita bias menambahkan kapanpun itu, saat
kita merasa ada ide baru untuk mimpi kita.
5. Action
Nah mimpi sebagus dan secanggih apapun tidak ada gunanya
kalo ndak ada ACTION, tindakan nyata..karena hasilnya balik lagi nih ke sekedar
kata mimpi pasif.
6.
Tawakkal
Tawakkal bukan
berarti pasrah. Pasrah di kamus saya adalah menyerahkan semua kepada Allah
mulai dari awal kita menulis mimpi, berusaha dan saat menerima hasilnya. Entah
mengapa sejak menyerahkan semua pada Allah, saya merasa lebih ringan dan
percaya kalua Allah memberikan scenario yang terbaik buat kita asal kita juga
mmeberikan yang terbaik untuk Allah untuk mimpi-mimpi yang kita tulis, Tetap
berjuang, berdoa, dan mengembalikan hasilnya kepada Allah.
So, yuk kita targetkan
segala sesuatu dengan baik karena dengan target itu, kita punya arah dan tujuan
dalam menjalani hidup. Ayo! targetkan mulai dari sekarang dan berusaha mencapainya!
Berikut contoh my life map yang dibuat murid-murid saya
Ide sampul dari sampul buku "My Life Map" David & Kate Marshall
Menarik banget mba Zie
BalasHapusThanks for sharing yaaa :)
sama-sama.. terimakasih sudah mampir di lapak saya...:)
HapusDuh keren2 banget keinginannya. Btw mbak kalau buku My Life Map itu beli dimana ya>? Berbahasa Inggris?
BalasHapusonline mbak.. itu bukan punya saya cuma lihat sekilas heheh.. iya bahasa inggris..
BalasHapus