Sanitasi, yang Hampir
Terlupakan di Full Day School
Penulis:
Fauziah Rachmawati, M.Pd , Guru di SDI As Salam, Kota Malang
Lita Lestianti, Lulusan S2 Geografi dan Perencanaan Universitas
Paris Nanterre, Prancis
Dibalik kontroversi
penerapan Full Day School (FDS), ada
banyak guru yang mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mempersiapkan pelaksanaan
program lima hari sekolah itu. Tentunya, kurikulum, sistem pembelajaran,
pembagian jam mengajar, jam pelajaran dan keuangan akan berubah menyesuaikan
program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terbaru itu.
Sayangnya, sangat
jarang sekali fasilitas dalam sekolah itu juga diperhatikan untuk menunjang
keberhasilan penerapan lima hari sekolah tersebut. Padahal fasilitas sekolah
sangat penting agar siswa merasa nyaman seharian di sekolah. Salah satu
fasilitas yang penting adalah sanitasi.
Menurut World Health
Organization (WHO), kata 'sanitasi' merujuk pada pemeliharaan kondisi higienis
melalui pelayanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah. Buruknya sanitasi
merupakan penyebab utama munculnya penyakit menular.
Kebanyakan orang
menganggap masalah sanitasi merupakan hal yang tidak perlu dipikirkan. Asal
mengalir, tidak terlihat lagi, selesai masalah. Padahal air limbah yang tidak
dikelola dapat menimbulkan dampak serius bagi lingkungan. Selain itu, sanitasi
menjadi penting karena sebagian besar anak menghabiskan waktunya di sekolah,
baik belajar maupun bermain.
Jika sanitasi di
sekolah kurang terjamin maka kemungkinan para siswa tidak merasa nyaman dengan aktivitas
sekolahnya. Toilet kotor atau air habis bisa membuat anak menahan buang air
yang menimbulkan penyakit lainnya. Apalagi seorang wanita yang mengalami
pubertas di masa menstruasinya tentu tidak nyaman jika kamar mandi tidak
mendukung. Alhasil, konsentrasi di sekolah berkurang. Pada akhirnya, sanitasi
memberi dampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia untuk mencapai
potensi maksimal.
Menurut KEPMENKES
Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006, fasilitas sanitasi sekolah adalah penyediaan air
bersih, toilet, sarana pembuangan air limbah, dan sarana pembuangan sampah.
Air Bersih Terjamin
Sekolah tanpa
penyediaan air bersih tentu membuat siswa maupun guru menjadi tidak nyaman
bahkan bisa menimbulkan penyakit, salah satunya diare yang menjadi penyebab
kematian anak.
Menurut Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2015, angka kematian dari tahun 2008 hingga 2015
masih cukup tinggi (>1%) kecuali pada tahun 2011 CFR saat KLB 0,40%, dan di
tahun 2015 meningkat menjadi 2,47 %. Maka, dalam Permenkes Nomor 416 Tahun 1990
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, Kemenkes menentukan standar
kualitas air di sekolah yang harus dipenuhi dari sisi mikrobiologi, fisika,
kimia dan radioaktif.
Rata-rata sekolah di
beberapa daerah belum mampu menyediakan air bersih secara kualitas maupun
kuantitas sesuai standar Kemenkes. Padahal menurut Kepmenkes rata-rata
kebutuhan air bersih adalah 15
liter/hari/orang. Masih ada beberapa sekolah Kota Malang yang berada di daerah
tinggi dan harus menggunakan mesin pompa pun bisa tiba-tiba kehabisan air
karena mati lampu. Akhirnya, anak-anak di sekolah harus menahan buang air atau
pergi ke fasilitas lain terdekat yang memiliki air. Untung-untung, jika sekolah
itu punya cadangan air yang disimpan dekat sekolah.
Kebutuhan air minum di
sekolah pun menjadi penting mengingat lamanya kegiatan di sekolah. Penyediaan
air minum gratis oleh sekolah, misal dengan membuat saluran perpipaan khusus,
paling tidak bisa dilakukan agar anak tidak terkena dehidrasi atau penyakit
lainnya.
Seperti beberapa negara tetangga menyediakan
pancuran air bersih gratis untuk diminum di beberapa titik sepanjang jalan.
Bukan hal yang tak mungkin jika program ini disediakan di sekolah-sekolah yang
menerapkan FDS. Jika memang kekurangan dana, sekolah bisa melakukan Kerjasama
Pemerintah Swasta (KPS) untuk memproduksi air sendiri.
Kenyamanan Toilet
Toilet yang sesuai standar
Kepmenkes adalah adanya pemisahan kamar mandi laki-laki dan perempuan, kondisi
bersih, tidak ada genangan, penghawaan berhubungan dengan luar, bak air bukan
untuk pengindukan nyamuk. Maka perlu sekali jika ada yang menjadi tanggung
jawab toilet agar tetap bersih dan sehat. Belum lagi, standar aturan satu
wc/urinoir untuk 40 siswa dan satu wc untuk 25 siswi. Beberapa sekolah tentu
sulit untuk menerapkannya karena biaya sehingga penyediaan toilet tidak sesuai
standar Kepmenkes.
Kebanyakan sekolah memisahkan kamar
mandi guru dan siswa dengan alasan tertentu. Ada sekolah di Malang, melakukan
penyatuan kamar mandi guru dan siswa. Hal ini berguna untuk pemantauan,
pengontrolan dan pendampingan. Jadi apabila ada hal tidak diinginkan, guru bisa
langsung tanggap mengingatkan dan menindaklanjuti. Hasilnya, kamar mandi jadi
lebih bersih dan terawat.
Selain itu, penyediaan sabun anti
kuman dan air mengalir pada sarana cuci tangan akan mendukung kondisi sanitasi
yang nyaman di sekolah. Agar air mengalir ini bisa menggunakan wastafel, kran
air, bambu, jerigen plastik yang didesain agar air bisa mengucur, dan lain
sebagainya.
Di beberapa sekolah Islam juga
penting untuk menyediakan tempat wudhu. Untuk mendukung pengelolaan lingkungan
maka air hasil wudhu ini bisa dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman dengan
mengalirkan ke taman-taman sekolah.
Penting pula frekuensi membersihkan
kamar mandi dilakukan rutin setiap hari sehingga saat siswa datang ke sekolah,
kamar mandi sudah bersih.
Pembuangan
Air Limbah
Memang
sekolah-sekolah sudah membuat tangki septic untuk air limbah kakus. Ini
menunjukkan kualitas sanitasi yang paling penting sudah terjamin kebersihannya.
Asalkan tangki septic ini sudah sesuai Standar Nasional Indonesia tentang
tangki septic. Sangat berbahaya jika pembuangan air limbah yang tidak sesuai
standar ini meresap ke tanah dan mempengaruhi kualitas air dalam tanah.
Pengelolaan
air dari kran wudhu, untuk sekolah-sekolah Islam, sebenarnya masih bisa
dimanfaatkan kembali. Salah satunya dengan penyediaan filterisasi sehingga air
bekas wudhu masih bisa digunakan untuk menyiram tanaman atau untuk air kolam.
Tentunya ini menjadi salah satu cara mendukung Green Sanitation atau Zero
Wastewater.
Kebersihan
Sekolah dari Sampah
Memang sampai saat ini sekolah
telah menyediakan tempat-tempat sampah di beberapa sudut sekolah. Sayangnya,
terkadang siswa masih saja tidak disiplin membuang sampah di tempatnya.
Penumbuhan kesadaran dalam pembuangan sampah bagi siswa tidak hanya
difasilitasi penyediaan bak sampah tapi juga pengelolaan sederhana bagi
anak-anak yang menarik anak. Misalnya dengan pengadaan Bank Sampah di sekolah
yang nanti hasilnya bisa diuangkan atau hadiah. Tidak perlu rumit-rumit, cukup
pengumpulan sampah botol atau bungkus plastik jajanan. Setiap anak akan punya
tabungan sampah yang nanti bisa dijual ke pengepul dan hasilnya bisa
dibagi-bagikan ke anak tersebut atau diberikan hadiah bagi tabungan terbanyak.
Tentu selain mengurangi sampah yang masuk ke pembuangan sampah akhir dapat juga
menunjukkan pada siswa bahwa sampah juga bisa menghasilkan.
Selain dijual ke pengepul, bisa
juga sampah-sampah botol itu digunakan kembali sebagai pot sederhana tanaman
yang dihias sesuai minat siswa. Siswa jadi dapat terlatih secara kontinyu untuk
menggunakan kembali (reuse) sampah-sampah botol itu. Ataupun kalau mau
lengkap dengan menambahkan pelaksanaan program mengurangi sampah (reduce)
dan mengolah kembali (recycle). Tapi kalau terlalu rumit khawatir siswa
akan merasa terbebani. Sederhana saja yang terpenting siswa bisa kontinyu
melaksanakan program penanganan sampah.
Apakah kita sudah
bertanya kepada anak kita yang bersekolah di Full Day School tentang
kenyamanan toilet di sekokahnya? Bisa jadi anak kita tidak nyaman bahkan sampai
menahan buang air karena toilet yang kurang bersih. Orang tua maupun guru perlu
menaruh perhatian pada masalah ini karena Full Day School tidak melulu
soal belajar mengajar tapi juga soal sanitasi.
Oleh karena itu,
pengadaan sanitasi sehat untuk sekolah perlu monitoring dan evaluasi yang
dilakukan secara periodik oleh tim sekolah. Setelah itu, pihak sekolah bisa
menyampaikan hasil pencapaian dalam papan pengumuman untuk memberikan informasi
ke wali murid. Tentunya ini bisa menjadi motivasi sekolah agar menjadi lebih
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat. Jangan lupa komen ya