Pembiasaan Karakter, Why Not?
Penulis:
Siti
Muslikha, S.PdI, Guru di SDI As Salam, Kota Malang
Sesuai dengan undang-undang no 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, menyebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan karakter di sekolah
juga di didefinisikan sebagai pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan
pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai
tertentu yang dirujuk oleh sekolah. (Dharma Kesuma, 2011: 5)
Di dalam zaman yang semakin modern ini tak pelak kemajuan teknologi
tak bisa mempengaruhi karakter manusia untuk
jauh lebih baik. Bisa jadi hal
ini karena otak yang sudah
terkontaminasi dengan khayalan atau pemberitaan yang tak bermutu menyebabkan
perubahan karakter yang buruk. Dengan begini akan memicu jurang pemisah antara
manusia dengan manusia untuk saling berkomunikasi. Dan semakin terlihat ketika
di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat secara luas anak-anak yang
tak lagi menghormati orang yang lebih tua karena dekatnya mereka dengan gadget
yang menyita waktu mereka. Contohnya saja siswa berlarian saat istirahat
walaupun di depannya ada guru yang berdiri. Hal ini sungguh miris sekali.
Dengan adanya permasalahan ini sekolah perlu menerapkan pendidikan
karakter mengenai perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk di
sekolah saya yang menerapkan pendidikan karakter. Adapun beberapa program yang
sedang kami lakukan dalam meningkatkan pendidikan karakter sebagai berikut :
1.
Ceklist karakter
Ceklis karakter berupa lembaran untuk mengecek adab atau perilaku
siswa di sekolah dan dirumah. Lembaran ceklis adab diberikan ke setiap kelas
melalui wali kelasnya masing-masing. Wali kelas berperan aktif dalam
penyampaian adab dan juga memberikan penilaian pada perilaku siswa dengan cara
wawancara maupun dengan melihat perilaku mereka setiap hari. Untuk karakter
yang akan yang disampaikan lebih banyak meliputi kegiatan mereka setiap hari seperti
adab ketika makan, ketika berteman, adab kepada guru, adab kepada orang tua,
dan adab-adab yang lainnya yang saling berhubungan untuk menyempurnakan
karakter siswa. Untuk penyampaian adab dilakukan secara rutin dengan cara satu adab diajarkan dalam satu minggu berikut
dengan pelaksanaannya menggunakan ceklis karakter. Dengan harapan agar hasilnya bisa optimal.
Sekolah juga bekerjasama kepada orang tua dalam perbaikan karakter
siswa dengan cara pemberian ceklis bagi orang tua untuk selalu mengecek
kegiatan anaknya di rumah selama satu bulan. Jika sudah habis masa sebulannya
maka diganti dengan ceklis yang baru. Hal ini agar tumbuh kesadaran orang tua
bahwa anak adalah tanggung jawab mereka. Dan anak perlu dikontrol setiap waktu
agar tidak melakukan kesalahan fatal yang mereka sendiri belum tahu akibatnya
seperti bertengkar, menonton video pronografi dan keburukan lainnya.
Dalam hubungan guru dan orang tua sudah diwadahi dengan buku komunikasi
yang berfungsi agar orang tua tahu apa yang dilakukan anaknya ketika di
sekolah. Berikut pula laporan adab yang dilakukan hari ini. Dengan adanya ini
akan terus terkontrol secara kontinyu kegiatan siswa. Jika ada komplain dari orang tua bisa langsung ditulis di buku komunikasi
tersebut. Ketika anak tidak berakhlak baik maupun sholat dirumah maka guru akan
tahu dan hal ini guru akan menasehati siswa di sekolah. Hubungan ini berlangsung
terus menerus dengan harapan anak akan terbiasa untuk melakukan adab yang lebih
baik sehingga tumbuh karakter yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.
2.
Apel Karakter
Apel karakter adalah kegiatan apel pagi yang dilaksanakan setiap
hari Senin untuk memberikan nasehat tentang karakter yang harus dilaksanakan siswa
selama satu Minggu. Bagi guru yang diberi amanah untuk menjadi pembina apel
akan menyiapkan materi karakter yang akan disampaikan kepada siswa. Tujuan diadakannya apel ini agar anak selalu ingat
akan adab yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari selama seminggu
berikutnya. Dengan harapan siswa akan menerapkan dalam kehidupannya
sehari-hari.
3.
Papan Bintang
Di kelas juga dipasang papan bintang dimana hal ini untuk pemberian
reward kepada siswa yang telah melaksanakan adab dan disiplin selama di sekolah
maupun di rumah. Manfaat papan bintang ini untuk menghargai proses siswa dalam
menerapkan adab yang telah diajarkan. Begitu pula dengan sholat lima waktu
apalagi bagi kelas kecil sholat lima waktu merupakan momok yang harus terus
dilakukan agar tercipta kebiasaan yang dilakukan sampai nanti mereka dewasa.
Sehingga bukan hanya sekedar adab saja namun juga sholat diperhatikan. Mengapa?
Karena dari sholat yang baik bisa menumbuhkan karakter siwa lebih baik. Benar
sekali dengan semboyan bahwa sholat mendatangkan amar ma’ruf dan mencegah dari
sifat nahi mungkar. Selain itu hal ini
juga sebagai pembelajaran disiplin dalam menghargai waktu mereka. Demi
menumbuhkan karakter bangsa yang kuat.
4.
Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial merupakan kegiatan rutin yang dilakukan sekolah
untuk menumbuhkan karakter jiwa simpati dan empati. Agar nantinya ketika siswa
tumbuh dimasyarakat bisa memberikan manfaat. Dalam kegiatan sosial bisa dalam
skala kecil seperti menjenguk teman yang sakit atau meninggal dunia dan infaq setiap
hari Jumat. Kegiatan sosial dalam skala besar seperti membantu korban bencana,
membantu warga Rohingya, mengunjungi ke panti asuhan, membagikan daging ke
daerah Malang Selatan dan banyak kegiatan lainnya.
5.
Sholat Berjamaah
Sekolah tempat saya mengajar menerapkan sekolah fullday
sehingga pulangnya sampai jam setengah 4. Sehingga dengan adanya fullday
ini sekolah menerapkan sholat berjamaah mulai dari sholat Dhuha, Dhuhur dan
Ashar. Sholat berjamaah selain bermuatan religius juga bermuatan sosial karena
siswa akan berkumpul menjadi satu dalam satu tempat sehingga akan tercipta
interaksi siswa antar kelas.
6.
Qismul ‘Amn
Qismul ‘Amn berarti kelompok keamanan yang berasal dari siswa itu
sendiri. Dengan kata lain seperti OSIS namun karena kami dari sekolah dasar
sehingga mengistilahkan lain dengan qismul ‘amn. Dalam kegiatan ini tim
kesiswaan akan menunjuk siswa per kelas yang paling disiplin untuk menjadi
qismul ‘amn. Tugas mereka yaitu mengecek kesehatan melalui UKS, mengecek lingkungan melalui kebersihan dan keindahan
taman, dan juga ketertiban kepada teman-temannya. Kegiatan ini memberikan rasa
tanggung jawab dan amanah untuk melakukan tugasnya menegakkan kedisiplinan di
lingkungan sekolah juga turut menjaga
sekolah dari ketidaknyamanan yang bisa mengganggu pembelajaran di sekolah.
7.
Kedisiplinan
Kedisiplinan dalam sekolah sangat penting sekali dan juga melatih
tanggung jawab terhadap pribadi siswa. Kedisiplinan meliputi mematuhi aturan
seragam yang sudah ditentukan, kedisiplinan datang tepat waktu, dan ketertiban saat pembelajaran di kelas maupun
di luar kelas. Untuk kegiatan kedisiplinan ini akan direkap oleh Tim Kesiswaan
dan Qismul ‘Amn dimana bagi kelas yang paling disiplin akan mendapatkan reward.
Untuk penghargaan ini dilakukan setiap bulan dalam rangka untuk menghargai
usaha siswa dalam menegakkan kedisiplinan di sekolah.
Daftar pustaka
Dharma Kesuma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. Bandung:Remaja Rosdakarya
keren strateginya. semoga berhasil dan berdampak. saya dahulu saat SD, belum ada model bintang2 gini :) kalau ingat ini, jadi ingat film spongengbob
BalasHapusAamiin..
BalasHapusApa hubungannya dengan spongebob?