Melihat gedung SD Islam
As-Salam yang saat ini tiga lantai, ingatan saya melompat mundur pada tahun 2008
saat pondok Ramadhan di masjid As-Salam. Saat itu saya masih mahasiswa S-1 PGSD
Universitas Negeri Malang. Saya ingat betul yang mengisi kajian adalah Bapak
Hanif. Beliau menyampaikan, “Yayasan As-Salam akan membangun SD Islam dengan
kualitas baik dan bisa bersaing dengan SD Islam yang lain. SD Islam ini didesain
dengan harga yang terjangkau. Karena saat ini banyak sekali SD Islam yang bagus
namun mahal”.
Saat mendengar kalimat
ini, dalam hati saya berkata semoga bisa bergabung berjuang di SD yang dimaksud
Pak Hanif. Sejak kuliah memang salah satu mimpi saya adalah bisa mengabdikan
diri di SD Islam yang berkualitas untuk semua kalangan. Baik ekonomi menengah
ke bawah maupun atas (ramah dana). Dan semoga AS-Salam masih mempertahankan
prinsip ini. SD Islam untuk semua kalangan, tidak hanya untuk yang mampu saja.
Tahun 2010 saat menunggu
wisuda, tiba-tiba salah satu dosen saya menelepon dan bilang butuh guru SD
untuk merintis SD di dekat UM. Saya memberanikan diri untuk menawarkan diri
saya sendiri.
“Lho kamu sudah lulus?”
“Sudah Bu, tinggal wisuda
saja,”
“Ya sudah kamu saja,
besok temui Bapak… “ ujar beliau sambal menyebutkan salah satu kepala jurusan
di UM.
Hari Selasa saya mendapat
telepon, Rabu datang ke bapak Kepala Jurusan yang dimaksud, Jumat bertemu Bu
Ratna (Kepala Sekolah pertama SD Islam As-Salam) untuk wawancara. Sabtu kalau
tidak Senin launching SD. Masha Allah
begitu cepat batin saya. Saat dosen menawarkan SD ini, saya tidak tahu kalau ini adalah SD yang saya batin beberapa tahun lalu. Ternyata Allah mengabulkan doa saya. Cerita ini saya tuangkan dalam tulisan dan
Alhamdulillah terpilih menjadi salah satu cerita buku antologi Ramadhan.
Saat itu kami mengawali
SD di poskampling perumahan Jasa Tirta. Bangunan sederhana yang memiliki tiga
ruang. Satu ruang kelas, satu kamar mandi, dan satu koperasi. Dimulai dengan
empat guru dan satu kepala sekolah. Sampai hari ini bertahan dua guru, salah
satunya saya.
Dan ketika melihat SD
yang berdiri megah tiga lantai padahal dulu hanya bermula dari pos kamling saya
bersyukur dan gembira sekali bisa menjadi bagian dari keluarga As-Salam. Tak
hanya fisik, namun juga yang lain. Jumlah personal awal hanya 5 sekarang
Alhamdulillah ada 56 guru. Yang semula 17 siswa Alhamdulillah di tahun ketujuh
ada 254 siswa. Yang semula hanya ruangan poskamling sekarang total ada 32 ruangan
(mulai dari ruang kelas sampai kamar mandi). Alhamdulillah tidak mungkin tidak
ada campur tangan Allah, perhatian yayasan, kepercayaan masyarakat, dan usaha
ibu bapak guru dalam hal ini. Alhamdulillah…
Saya menang beberapa
lomba pun dimulai dari sini. Karena keterbatasan, saya mencari ide agar
anak-anak nyaman dan betah. Mengaplikasikan ide-ide tersebut dan menuliskannya.
Alhamdulillah setelah saya kirim, ide-ide ini dimuat di majalah dan ada yang
menang lomba.
Seperti surat, permainan
tradisional, buletin bintang dan rembulan, bikin buku antologi siswa, pengembangan budaya literasi, dan
beberapa ide lainnya. Buku antologi siswa, buku saya tentang autism, dan aktif
di FLP mengantarkan saya menjadi juaraII Pemuda Pelopor. Alhamdulillah.
Tidak semua ide sampai
sekarang bertahan. Ya, kembali ke kebijakan sekolah. Namun Alhamdulillah saya
mendengar kabar kalau ide-ide saya dipakai teman, guru sekolah lain, dan
pembaca blog saya. Alhamdulillah ada yang mengaplikasikan.
Sama halnya penulis, jika
ide tidak tertuang pasti pusing. Pendidik juga, misal ide belum bisa dituangkan
pasti ada rasa kurang nyaman. Jadi biasanya saya bertukar ide dengan
teman-teman. Kadang malah teman-teman yang tertarik dan mempraktikan heheh.
Sebenarnya dulu sebelum
mengajar di sini saya mengajar di SD Negeri dan sudah dapat NUPTK (2008) namun
karena fokus merintis SD saya kurang memperhatikan hal ini. Fokus saya ke anak
dan sekolah.
Karena mengajar adalah passion saya dan karena saat itu masih
terbatas guru jadi konsentrasi saya ke siswa, endingnya saya tidak terlalu
memperhatikan kedinasan (maaf). Berangkat pagi pulang sore. Jadi sampai
sekarang belum UKG dan belum sertifikasi. Saya percaya rezeki ada yang
mengatur. Belum terlalu mikir uang, maklum saya masih single belum punya banyak kebutuhan heheh.
Sampailah saat saya
mendapat beasiswa P2TK untuk S-2 Pendidikan Dasar (alhamdulilah bersyukur
sekali dapat beasiswa). Di kampus obrolan seputar UKG, sertifikasi, dan berbagai
kedinasan lain. Saya belum begitu paham dan berusaha memahami.
“Masak sering menang
lomba belum sertifikasi?”
“Masak belum UKG sendiri?”
“Kamu itu harusnya di
luar Jawa agar bisa berkembang,”
“Harusnya ntar kalau
lulus jadi dosen,”
Dan berbagai ungkapan
teman-teman.
Saya kembali ke kalimat rezeki
ada yang mengatur, yang peting terus menambah tabungan positif. Bukan berarti
pasarah, jujur saya sedih ketika teman-teman sekelas pulang untuk UKG sedang
saya tidak. Tapi ya sudah, sudah berlalu. Pendaftaran sudah tutup. Heheh…dan
kembali Allah adalah pembuat skenario terbaik. Jadi nikmatin hidup saja.
Kembali cerita SD. Salah
satu andalan SD tempat mengabdi adalah tahfizh Qur’an. Alhamdulillah tahun ini
lulusan kami hapal 2-4 juz. Kabar baik lainnya salah satu siswa yang di kelas V
ada yang sudah hapal 15 juz dan kelas III hapal 5 juz. Berulang kali bersyukur.
Ini semua berkat kerjasama guru dan orang tua. Beberapa waktu lalu saya
silahturahim ke rumah murid yang hapal 15 juz, banyak ilmu yang saya dapat. Mulai
dari mendidik anak sampai desain kamar. Insha Allah cerita lengkapnya akan saya
tulis di blog…
Inilah sedikit pengalaman
menjadi guru sekolah swasta yang sedang didirikan. Banyak pelajaran yang saya
dapat, beragam haru yang saya rasakan, bermacam rona bahagia ketika melihat
anak-anak tertawa. Mohon doanya saya bisa amanah dan mengaplikasikan ilmu
setelah kuliah S-2 d SD. Aamiin.
pot bunganya seru mbaaak
BalasHapusmakasih Mbak...karya anak-anak dan orang tua itu :)
HapusSalut Mbak karena menjadi bagian dari perintis SD As-Salam, semoga jadi amal jariyah yang ga putus nantinya, aamiin.
BalasHapusSaya juga pengin nanti sekolahin anak-anak di sekolah Islami yang biayanya tetap terjangkau, semoga berjodoh dengan As-Salam.
aamiin makasih doanya..
Hapusiya Islamiyang terjangkau ya...:)
aamiin... memang kadang kita tidak tahu doa mana yang akan di dengar...yang penting tidak putus berdoa dan ikhlas akan ketetapanNYA...Insyaallah yang kita dapat akan melebihi yang kita harapkan...
BalasHapusbetul.. percaya ama Allah aja.. g mungkin sia-sia..
HapusAlhamdulillah bersyukur bs kenal bu guru hebat seperti mbak zie zie. Sy juga guru tapi tidak sehebat mbak.semoga ilmunya bs nular ya.amiin
BalasHapusbelon hebat Mbak Eny.. hehe
HapusDimanapun tempt mengajarnya insyaAllah ilmunya akan jadi amal yang mengalir ya Mbak Zee :D
BalasHapussepakaaat Mbak April..
HapusKereeen Mbak... merintis sekolah itu memang perjuangan bangetttt
BalasHapusbetul betul betul..
HapusLuar biasa mbak. Bener-bener contoh nyata bentuk abdi terhadap dunia pendidikan. Btw, aku juga dulu gabung di FLP loh :)
BalasHapusomnduut.com
weeuw.. FLP Palembang?
HapusSukses terus ya.. ikut senang dan bangga teriring doa untuk kesuksesan yg berkelanjutan.. Barakallohu fik
BalasHapusaamiin...
Hapusdoa yang sama buat bu Lilik..